Jumat, 19 Mei 2017

Dinas Psikologi TNI AU (DISPSIAU)

Hallo, kali ini saya akan membahas tentang Dinas Psikologi TNI AU yang saya kunjungi pada tanggal 16 Mei 2017 lalu.....

Awal terbentukmya DISPSIAU ini karena adanya kebutuhan akan mengatasi kasus dalam operasi penerbangan. 1 Agustus 1951 merupakan Hari Jadi DISPSIAU. DISPSIAU diawali dari jawatan kesehatan dibawah TNI-AD

DISPSIAU memiliki 4 subdis (Sub Dinas), berikut penjelasannya:

  1. Subdis Psikologi Penerbangan, yang bertugas untuk mengadakan seleksi bagi calon-calon penerbang (Akademi AU dan Sipil: penerbang-penerbang Perwira Ikatan Dinas), melaksanakan dukungan latihan penerbang (Counseling, Splitting, dan Training). Dalam Subdis Psikologi Penerbangan ini terdapat 2 bagian Subdis, yaitu:
    - Seksi SELKLASEV PKMU, dalam bagian ini terdapat 2 sub seksi yaitu Sub Seksi Seleksi dan Klasifikasi PKMU serta Sub Seksi Evaluasi Psikologi PKMU.
    - Seksi DUKPSI PKMU, bagian ini bertugas untuk melakukan ranah seleksi PNB, Dukungan Pendidikan Penerbangan, Dukungan Operasi Penerbangan, dan Kegiatan Uji Human Factors.
  2. Subdis Psikologi Personel, yang bertugas untuk melakukan Flying Psychologist, melakukan Penelitian Tes Kecerdasan Emosi, mengumpulkan data dengan melakukan tes kecerdasan emosi, dan memberikan konsultasi.
  3. Subdis Psikologi Pendidikan, yang bertugas untuk pemeriksa psikologi dan memberi pelatihan yang berupa tes lapangan, serta memberi dukungan dengan kegiatan konsultasi, memberi pengajaran. Subdis ini pun melaksanakan seleksi, klasifikasi, dan eveluasi pada para calon siswa.
  4. Laboraturium Psikologi Penerbangan, untuk menyeleksi petugas khusus dengan tes CAT dan analisa SWOT. Dalam Laboraturium Psikologi Penerbangan ini terdapat beberapa fasilitas untuk menunjang kegiatan yang dilakukan yaitu tiga kelas ruang komputer, dua ruang untuk tes tertulis, satu ruangan CCTV, lima ruang diskusi, dan tujuh ruangan untuk melakukan wawancara. 
Budaya Organisasi dalam DISPSIAU
Budaya organisasi dalam DISPSIAU dilakukan pada saat apel (pagi, siang, maupun sore), kegiatan itu bertujuan untuk melihat kesiapan para anggota, dan jumlah para anggota yang masih ada di tempat. Kegiatan tersebut berupa Saptamarga, Sumpah Prajurit, Perintah Harian Kasau, dan Disiplin.
Selain itu, dilakukan juga saling hormat junior dan senior dengan mengucapkan selamat pagi, siang, maupun sore setiap kali bertemu/berpapasan. Dan melakukan tanggung jawab dalam bekerja.

Kamis, 11 Mei 2017

COACHING, MENTORING, COUNSELING

COACHING

Menurut Whitmore (dalam Passmore, 2010) coaching adalah pembuka potensi seseorang untuk memaksimalkan kinerjanya. Lalu, Downey (dalam Passmore, 2010) mengatakan bahwa coaching merupakan seni memfasilitasi kinerja, pembelajaran, dan pengembangan orang lain.

Coaching fokus mengajarkan berbagai keterampilan teknis dan non teknis kepada seorang individu dan menunjukkannya.

Grant (2001) menyebutkan bahwa coaching sebagai sebuah proses untuk meningkatkan kinerja dan kesehjateraan hidup pada populasi klien orang dewasa normal (non klinis). Melalui definisi ini, maka coaching bukanlah proses yang bersifat terapeutik, dan karenanya berbeda dengan psikoterapi dan konseling.

MENTORING

Mentoring merupakan sebuah proses seorang individu yang memiliki pengalaman atau keahlian lebih untuk memberikan dorongan, nasihat, dan dukungan kepada seorang rekan yang kurang berpengalaman, dengan tujuan membantu orang yang sedang dibimbing belajar sesuatu (Federal dalam Sulung, 2016).

Mentoring adalah proses belajar mengajar dalam upaya memperoleh pengalaman pribadi terkait dengan hubungan antar individu yang saling timbal balik, dalam upaya mengembangkan karir diantara dua individu yang berbeda usia, kepribadian, siklus hidup, status profesional, atau kredensial (Cooper dalam Sulung, 2016).



COUNSELING

Konseling di desain untuk menolong individu dalam memahami dan menjelaskan pandangan mereka terhadap kehidupan, dan untuk mencapai tujuan penentuan diri (self determination). Hal ini dilakukan melalui pemahaman tentang berbagai pilihan yang telah dikomunikasikan dengan baik dalam proses konseling serta melalui pemecahan masalah emosional dan karakter interpersonal (McLeod dalam Gantina, 2011).

Menurut Cavanagh (dalam Gantina, 2011) konseling merupakan hubungan antara helper (orang yang memberikan bantuan) yang telah mendapatkan pelatihan dengan helpee (orang yang mendapatkan atau mencari bantuan) yang didasari oleh keterampilan helper dan atmosfer yang diciptakan untuk membantu helpee belajar membangun relasi baik dengan dirinya maupun dengan orang lain dengan cara yang produktif.

Konseling berfokus membantu individu untuk mengelola permasalahan mereka sendiri dengan menggunakan sumber daya mereka sendiri.



Referensi:
Papu, Yohanes. (2016). Pelatihan coach and counseling untuk para pendamping anak jalanan di yayasan sahabat anak melalui strategi WDEP. Jurnal Psiko-Edukasi, 14, 143-151.

Yuliawan, T. P. (2016). Coaching Psychology: sebuah pengantar. Buletin Psikologi, 19(2).

Sulung, N. (2016). Efektifitas metode preceptor dan mentor dalam meningkatkan kompetensi perawat klinik. Journal of Applied Science and Education, 9(2), 224-235.