Kamis, 13 April 2017

Supervisory Management

Sarwoto (1993) menjelaskan bahwa Supervisor ialah seorang anggota dari manajemen yang bertanggung jawab atas pekerjaan dari kelompoknya kepada tingkatan manajemen yang lebih tinggi. Untuk mencapai manajemen yang efektif dibutuhkan 3M yaitu Man, Material dan Money. Ketiganya saling berkaitan apabila salah satu tidak terpenuhi maka tidak akan mencapai manajemen yang efektif. 
Manajemen mencari sinergi yang positif yang akan memungkinkan organisasi untuk meningkatkan kinerja para karyawannya (Locke, 2009)

Adapun lima fungsi management, yaitu: 



  •     Planing, untuk menetapkan tujuan dan sasaran untuk mengubahnya menjadi sebuah rencana fisik
  •    Organizing, sebuah garis pengawas sumber daya yang tersedia (alat-alat departemen, peralatan, bahan, dan juga tenaga kerja)
  •      Staffing, dimana pengawas kiasan terhadap struktur organsasi
  •     Leading, pengawas merupakan energi para sumber daya manusia (memberikan motivasi, komunikasi, dan kepemimpinan)
  •     Controlling, setelah mengatur rencana departemen, supervisor harus menyatakan terus menerus skor hasil rencana bekerja.


    Tingkatan Manager, sebagai berikut:


  •     Top Management, yang berutugas untuk merencanakan kegiatan/tujuan dan sebuah strategi dan mengawasi jalannya kegiatan yang akan dilakukan itu
  •      Middle Management, yang bertugas untuk menurunkan perintah dari atasan untuk disampaikan kepada Low Management, level management ini juga bisa disebut sebagai translator karena dapat menyederhanakan tugas yang harus disampaikan kepada Low Management
  •   Low Management, yang bertugas untuk menjalankan strategi yang diberikan oleh Top Management dan juga bertugas untuk mengontrol jalannya strategi itu agar dapat berjalan lancar seperti yang di arahkan oleh Top Management.

ANALISA KASUS

      Kasus:
     Presiden Uber, Jeff Jones, memutuskan hengkang dari perusahaan rintisan tersebut setelah bergabung kurang dari setahun. Menurut laporan Recode, keputusan Jones ini berhubungan langsung dengan sejumlah skandal yang ada dalam perusahaan. Dikutip dari Business Insider, Senin (20/3/2017), Jones merasa Uber berada dalam kondisi yang tak pernah dipikirkan sebelumnya saat ia setuju untuk bergabung dengan perusahaan tersebut. Di samping itu, keputusan ini juga disebut-sebut akibat tak langsung dari rencana CEO Uber Travis Kalanick untuk mengisi posisi Chief Operating Officer (COO). Kabar ini secara tak langsung juga diamini oleh memo Kalanick pada karyawan perusahaan. Dalam memo tersebut, Kalanick mengatakan keputusan Jeff keluar karena ia merasa tak yakin dengan masa depannya di Uber setelah ada pengumuman resmi untuk mencari COO.

Untuk informasi, keputusan Kalanick untuk merekrut COO telah diumumkan pada karyawan pada 7 Maret 2017. Keputusan itu diambil setelah rentetan insiden yang dianggap merusak citra perusahaan, sehingga Kalanick membuka lowongan COO untuk menjadi rekan baru dalam memimpin Uber. Melalui pernyataan terpisah, Jones juga telah mengonfirmasi keputusan tersebut. Pria yang sebelumnya berkarir sebagai Chief Marketing Officer (CMO) di Target itu mengatakan pendekatan kepemimpinan yang telah membimbing karirnya ternyata tidak konsisten dengan hal yang dialaminya di Uber. Karena itu, ia pun memutuskan tak lagi melanjutkan pekerjaannya. Sejumlah sumber di tempat bekerja dulu menuturkan keputusan Jones ini bukan hal yang mengagetkan. Sumber anonim menuturkan Jones memang dikenal tak menyukai konflik. Karenanya, beberapa masalah yang menghampiri Uber ini dianggap menjadi alasan kuat pria yang baru bergabung 6 bulan ini memilih keluar.

Seperti diketahui, lebih dari 200 ribu konsumen Uber pada Januari 2017 menghapus akun mereka. Langkah itu merupakan bagian dari gerakan #DeleteUber oleh sebagian masyarakat Amerika Serikat yang menganggap perusahaan itu mendukung regulasi Trump terkait pembatasan imigran dari tujuh negara. Kemudian, Uber melakukan investigasi internal tentang budaya kerja perusahaan setelah mantan engineer, Susan Fowler, mempublikasikan kisah tentang keberpihakan gender dan pelecehan seksual yang dialaminya di sana. Tak berhenti di sana, Uber juga digugat oleh Waymo, anak perusahan Alphabet yang juga investor perusahaan. Mereka menduga bahwa Uber telah mencuri kekayaan intelektual mengenai mobil otonomos. (Dam/Ysl)

Analisis:
Dalam kasus tersebut, dengan hengkangnya Presiden Uber bisa jadi disebabkan oleh Planing yang sebelumnya direncanakan sejak awal ia bergabung dengan Uber tidak sesuai dengan apa yang direncanakan itu. Misalkan yang awalnya Uber memiliki tujuan dan strategi X, namun setelah berjalannya waktu tujuan X itu tidak bisa dicapai sama sekali karena perusahaan fokus pada tujuan yang lain.
Permasalahan yang terjadi ini pun bisa saja karena apa yang diperintahkan oleh Top Management tidak berjalan dengan baik seperti yang diharapkan oleh Top Management.



  Referensi:   
 Locke, E. A. (2009). Handbook of Principles of Organizational Behavior: ndispensable knowledge for evidence-based management. United Kingdom: John Wiley and Sons.
  Sarwoto. (1993). Supervisor. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
http://tekno.liputan6.com/read/2892661/baru-bertugas-6-bulan-presiden-uber-memilih-hengkang


Tidak ada komentar:

Posting Komentar